MAKALAH

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI TOLERANSI DAPAT MENINGKATKAN HARMONISASI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT 

(BHINNEKA TUNGGAL IKA)

DISUSUN OLEH :

ELEUTHERIUS KRISISMA MAMUSUNG

     JAKARTA

JANUARY 2022

  1. PENDAHULUAN

Adanya fenomena umum yang kita rasakan bersama selama ini adalah berkurangnya nilai-nilai toleransi dalam kehidupan bermasyarat, khusus nya di perkotaan. Terlebih di kota Jakarta dan kota –kota besar lainnya. Penulis tidak terlalu khawatir hilangnya nilai-nilai toleransi yang ada di pedesaan di Indonesia. 

Tetapi dengan adanya fenomena intoleransi yang kita rasakan bersama adalah perkembangan dunia informasi yang didukung dengan kecepatan informasi media, internet, kebebasan mengungkapkan pendapat, politik dan juga mudahnya alat gadget / handphone didapat. Yang kesemuanya itu tidak bisa kita hindari, karena merupakan tuntutan dan perkembangan teknologi, perkembangan budaya masyarakat global. 

Sehingga pada akhirnya , kita bisa mengevaluasi kepada Pemerintah Indonesia  apakah para pejabat sudah menjadi role model atau sudah diinformasikan kepada bangsa Indonesia terkait peraturan, penerapan sanksi tegas dan berkaeadilan?

Yang semuanya bisa tercermin di kehidupan bermasyarakat, apakah sudah tercermin perilaku masyarakat tentang toleransi, keadilan, gotong royong.

Lalu pada akhirnya kembali kepada kita sendiri sebagai masyarakat harusnya dapat menjadi role model kepada masyarakat lainnya / pedesaan yang ada di plosok daerah. Karena mereka melihat, mencermati, mencontoh, dari yang ditampilkan gejolak yang ada di kota yang dikonsumsi dari media Televisi, internet, Koran, radio dan lain-lain.

Lalu pada akhirnya fenomena khusus yang terjadi pada masa ini khususnya pada masa PILPRES 2019,yang kita alami bersama saat ini

Sebagai penulis dalam hal ini ingin menyatakan nilai toleransi dalam berkehidupan bermasyarakat Indonesia saat ini mengalami penurunan.

Dengan alasan sebagai berikut, penulis sangat khawatir dikemudian hari nilai-nilai toleransi yang terbentuk dari leluhur kita , kalau tidak diperbaiki, maka dimasa depan akan hilang, sehingga merubah jati diri bangsa . Maka dari itu penulis mengangkat  tema / Judul ini dipilih dikarenakan agar nilai –nilai toleransi dapat meningkatkan harmonisasi dalam kehidupan masyarakat , sehingga tercapai persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia.

  1. PEMBAHASAN

Data yang didapat adalah diantaranya adalah :

– Hubungan baik antar keluarga sudah memudar. Juga hubungan bertetangga di , tingkat RT juga nampak sudah memudar ditandai dengan tidak adanya lagi ronda, ataupun ronda bisa diganti dengan membayar uang. Sedangkan esensi nya dari ronda tidak didapat yaitu silaturahim antar tetangga.

Lain lagi mengenai Hirarki, masyarakat sekarang juga sudah tidak hormat kepada atasan, orang tua. Atau hormat hanya didepan, tetapi dibelakang mencemooh.

Keharmonisan dalam kelompok terlihat banyak yang tidak seharmonis yang diidamkan bersama. Dalam dunia sekolah, perguruan tinggi, hidup bermasyarakat, dalam pekerjaan dan lain-lain. Masyarakat banyak yang hanya focus kepada goal sendiri, tidak memikirkan orang lain / rekan sejawat.

Sopan santun juga terlihat mengalami penurunan, kita ambil contoh di dalam bus atau kereta, bilamana ada orang sepuh atau ibu hamil, banyak yang cuek dan tidak perhatian terhadap situasi lingkungan sekitarnya.

Rendah hati menjadi pudar dimasyarakat karena jiwa ingin pamer, pada umumnya tuntutan ego dari orang rumah, atau persaingan jiwa anak muda mau pamer atau tinggi hati yang tidak segan-segan diperlihatkan di muka umum.

Rela berkorban sudah jarang dilihat di kota besar, pada umumnya. Kembali lagi ego, yang penting saya, yang lain adalah nomor kedua. Akibatnya akan timbul keributan. Bisa perorangan bisa juga kelompok. Para pendiri bangsa telah mengajarkan nilai rela berkorban berjuang fisik, membentuk dasar Negara Pancasila. Tapi masyarakat sekarang banyak mau nya sebagai orang yang dinomor satukan,  mau hanya dilayani. Ini juga masih banyak terjadi dilingkungan Pejabat .

Pemurah, ini adalah hal yang jarang ditemui. Masyarakat banyak yang masih kekurangan pangan.  Untuk berbagi, biasanya  harus bisa mencukupi diri sendiri dan keluarga dekat dulu. Tapi sebenarnya tidak harus menunggu kaya untuk menjadi pemurah. 

Pokok persoalan adalah :

Hubungan baik berkurang dikarenakan salah satu unsurnya adanya gadget. Walaupun dekat tapi serasa jauh. Karena masing –masih menjadi pribadi yang egois, tidak aware terhadap sekitarnya. Masalah lain adalah pola hidup masyarakat khususnya perkotaan hanya memikirkan diri sendiri dan focus pada mencari uang dengan bekerja. Sehingga kehidupan lebih banyak dihabiskan di kantor, dijalan, sedangkan kehidupan bertetangga menjadi berkurang. Belum lagi ditambah macetnya ibu kota, atau kota besar lainnya, dikarenakan padatnya kendaraan , sedangkan jalan raya tidak bertambah, itu semua membuat masyarakat stress, sehingga  cepat emosi dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Mengenai hirarki, permasalahannya adalah ego. Masyarakat hanya memikirkan diri sendiri, karena didikan orang tua, lingkungan teman bermain, hidup kerasnya di jalanan, budaya luar yang didapat dari menonton film, dll.  Sehingga hanya hormat, bila ada maunya atau tidak tulus dalam melakukan nilai menghormati orang lain, baik itu orang tua, guru, atasan. 

Keharmonisan dalam kelompok, pokok permasalahannya adalah selain ego,itu juga terbentuk karena lingkungan, serapan budaya luar karena hasil menonton film dari luar negri. Mereka tampil show off, Banyak panutan dari pemerintah tingkat pusat sampai daerah bekerja dan kurang koordinasi, sehingga masyarakat yang dirugikan karena menjadi tidak efesien dalam mengurus bayar pajak tol bebas hambatan misalnya , mengurus surat –surat menjadi lama dan tidak efesien.

Sopan santun pudar karena yang utama dan pertama di dapat dari dalam keluarga,  pendidikan, lingkungan dan technology mempengaruhi nilai sopan santun. Adanya games/ youtube, chating wa salah satu penyebab mereka hanya focus pada ego sendiri, sehingga tidak memperdulikan orang lain. Atau budaya elu dan gue, yang penting saya senang, tidak peduli orang lain, ini adalah budaya luar yang terserap kepada anak sekarang karena pengaruh didikan keluarga atau film luar./  lingkungan.

Rendah hati permasalahannya karena status orang tua, suami , pendidikan, kurangnya aktivitas agama, dst. Pejabat / oknum / sosialita di medsos, mereka rela tampil mewah demi menjaga pamor. Sikap rendah hati jauh dari pemikiran mereka, karena rendah hati dianggap tidak popular, kalah, pecundang dsb dijaman sekarang ini. Budaya nilai rendah hati sudah berubah / bergeser..

Rela berkorban, persoalannya adalah role model dari pejabat, artis tidak mencerminkan sikap rela berkorban, sehingga masyarakat meniru. Belum lagi ditambah tekanan pekerjaan, stress karena pekerjaan / karena macet. Sehingga masyarakat tidak mau berbagi / rela berkorban kepada masyarakat lainnya.

Tidak Pemurah, persoalannya adalah bukan pada tingkat kemiskinan kita, tetapi lebih pada tidak peduli kepada masyarakat yang butuh petolongan. Karakter Egois, didapat dari pengalaman keluarga, pengalaman pribadi adalah yang menjadi kan orang pemurah atau sebaliknya menjadi pribadi yang tidak mau berbagi.

  1. PENUTUP

Pendapat penulis adalah sbb :

– Perlunya usaha dimulai dari kita sendiri sebagai agen pembaharuan, dan dimulai saat ini juga.

Saran penulis sbb:

– Pemerintah Indonesia perlu membuat strategy yang mendobrak, yaitu harus efektiv, efesien dan massive. Misalnya semua unsur masyarakat wajib menjalankan program pemerintah, dimulai di semua level yaitu ASN, media, dunia pendidikan, ormas, dsb.

– Adanya Satuan unit yang dibentuk mengawal jalannya program ini sehingga sesuai target waktu dan hal esensi yag mau dicapai

– Adanya perangkat hukum yang mengawal, dalam arti harus ada sanksi bagi yang melanggar atau tidak melaksanakannya

Menu